6 Langkah Ber-Internet Sehat di Tengah Keluarga

Salam Internet Sehat!

Berikut ini adalah 6 (enam) langkah yang dapat dilakukan bersama jika ingin menggunakan Internet secara “sehat” di tengah keluarga:

1.    Pertama, jika di rumah kita ada anak di bawah umur, gunakan Internet bersama dengan anggota keluarga lain yang lebih dewasa. Tempatkan komputer di ruang keluarga atau di tempat yang mudah diawasi oleh kita. Jika diperlukan, berilah penjadwalan / pembatasan waktu untuk anak dalam menggunakan Internet

2.    Kedua, pelajarilah sarana komunikasi dan kandungan informasi yang ditawarkan oleh Internet, secara bersama dengan anggota keluarga yang lain. Ajukanlah pertanyaan kepada mereka. Dengan banyak bertanya, kita bisa menggali sejauh mana mereka memahami Internet, juga tentang cara menggali informasi yang bermanfaat, sekaligus menjauhi informasi yang negatif.

 

3.    Ketiga, berikan pengertian kepada seluruh anggota keluarga untuk tidak menanggapi / menjawab setiap e-mail ataupun private chat dari orang yang tak dikenal, termasuk tidak membuka file kiriman (attachment) dari siapapun dan dalam bentuk apapun.

4.    Keempat, pertegaslah kepada siapapun yang menggunakan Internet di rumah kita untuk lebih berhati-hati ketika memberikan data pribadi / keluarga, alamat rumah / sekolah, nomor telepon, tanggal lahir, password dan data diri lainnya kepada orang yang tak dikenal, ataupun saat mengisi informasi data diri di situs personal, blog ataupun situs lainnya di Internet semisal Facebook.com, Friendster.com atau MySpace.com

5.    Kelima, mintalah kepada anak di bawah umur untuk segera meninggalkan situs yang tidak pantas atau yang membuat mereka tidak nyaman, baik disengaja ataupun tidak sengaja terbuka. Bujuklah agar mereka terbiasa bercerita kepada kita tentang segala sesuatu yang mereka temui di Internet.

6.    Keenam, tegaskan kepada anak maupun remaja di rumah kita untuk tidak gegabah merencanakan pertemuan langsung (face-to-face) engan seseorang yang baru mereka kenal di Internet. Jika memang mereka bersikeras untuk tetap bertemu, maka harus dipastikan ada orang dewasa yang menemani dan pertemuannya harus berlangsung di tempat umum / publik

Sumber : ictwatch.com

9 Tips Bergaul Aman di Internet Bagi Remaja

Kasus yang terjadi pada MNT, remaja belia berusia 14 tahun yang kabur bersama teman lelakinya Febriari (18) menjadi pelajaran berharga bagi orangtua. MNT mengenal Ari lewat situs pertemanan Facebook.

Pelajar SMP di Sidoarjo, Jawa Timur ini menghilang dari kediaman keluarganya di jalan Alamanda Blok L 14, Bumi Serpong Damai, Serpong, Tangerang. Belakangan ia diketahui lari bersama Ari yang tinggal di Serang, Banten.

Kasus MNT menyadarkan semua pihak bahwa interaksi sosial lewat dunia maya tidak sepenuhnya aman. Mudahnya akses internet saat ini menuntut orangtua untuk mendalami perkembangan teknologi. Orangtua diharapkan bisa memberi gambaran mengenai sisi positif dan negatif bergaul di jejaring sosial yang kini semakin menjamur, sehingga anak bisa berinternet dengan sehat.

Agar tidak salah langkah, sebaiknya ajak remaja Anda dan ajak teman  menjalani sembilan cara berinternet sehat seperti yang dikutip VIVAnews dari situs http://www.ictwatch.com yang giat mengkampanyekan Internet Sehat.

Pertama, ingatlah, meskipun kejujuran adalah segalanya, tidak semua orang di Internet melakukan hal tersebut. Jadi, ketika sedang menggunakan internet atau chatting, berhati-hatilah. Karena kita tidak akan pernah tahu ketika ada orang yang mengaku a/s/l (age/sex/location) – nya adalah “19/f/jkt” (baca: umur 19 tahun, female/perempuan, berlokasi di Jakarta) dan bersekolah atau berkuliah di suatu tempat, sebenarnya adalah “40/m/anywhere” dan pengangguran, alias sama sekali bukan orang yang kita bayangkan atau kita imajinasikan.

Kedua, janganlah mudah terpengaruh dengan data-data pribadi orang lain di internet yang menarik perhatianmu. Di internet banyak sekali orang iseng yang berpura-pura menjadi orang lain, entah menjadi lebih muda/tua ataupun mengaku perempuan/lelaki hanya untuk bercanda dan menjahili orang lain, hingga untuk menjebak atau membuat malu orang lain. Waspadalah dengan siapapun yang ingin tahu terlalu banyak.

Ketiga, tidak ada satu pun aturan di dunia yang mengharuskan kamu untuk bercerita jujur tentang jati diri kepada orang lain di internet. Simpanlah baik-baik informasi tentang nama, usia, alamat rumah, alamat sekolah dan nomor telepon. Jangan pedulikan permintaan dari orang yang baru dikenal di Internet. Percayakan pada instingmu, jika seseorang membuatmu tidak nyaman, tinggalkan saja.

Keempat, curahkan perasaanmu pada sahabatmu. Jika kamu berencana bertemu dengan seseorang yang kamu kenal di internet, ajaklah sahabatmu atau orang yang kamu percaya untuk menemani.

Kelima, pastikan agar sahabatmu di dunia nyata mengetahui apa yang tengah kamu pikirkan atau lakukan. Bahkan jika ada masalah, baik terhadap keluarga, sekolah maupun pacar, ceritakanlah pada sahabat atau orang yang kamu percaya di kehidupan nyata, bukan yang hanya kamu kenal di Internet. Bercerita kepada sahabatmu di kehidupan nyata jauh lebih baik dan lebih terpercaya daripada seseorang asing yang kamu kenal di sebuah chat room.

Keenam, jka kamu menerima kiriman e-mail, file ataupun gambar-gambar yang isinya mencurigakan dari seseorang yang  tidak dikenal dan kamu tidak percaya, langsung hapus saja kiriman-kiriman tersebut. Perlakukan kiriman tersebut seperti layaknya sebuah e-mail sampah. Kamu bisa mendapatkan rugi yang besar hanya gara-gara mempercayai seseorang yang sama sekali belum pernah ditemui atau kenali.

Ketujuh, hal tersebut juga berlaku pada link atau URL yang tampak mencurigakan. Janganlah kamu meng-klik apapun yang tidak kamu yakini sumbernya dan keamanannya, walaupun dengan alasan sekedar ingin mencari jawab atas rasa keingin-tahuanmu.

Kedelapan, jauhi chat room atau mailing-list yang isinya provokatif ataupun berisi hal-hal negatif lainnya. Jangan mudah terperdaya rayuan-rayuan seseorang di internet yang mencoba mempengaruhi kamu agar menjadikannya seorang teman sebagaimana dalam kehidupan sehari-hari.

Kesembilan, jangan pula mudah terpancing dengan provokasi seseorang yang memanas-manasi kamu untuk bertengkar di internet.

Nah, khusus untuk jejaring sosial seperti Facebook, penggiat kampanye Internet Sehat, Donny BU menyarankan agar Facebookers tidak sembarangan mengumbar data di jejaring pertemanan ini.

Menurut Donny, memasang profil lengkap memang memudahkan mendapat teman. Namun di sisi lain data itu justru bisa disalahgunakan.

Sumber: ictwatch.com

Desain Instruksional: Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Berbasis TIK

Arsitek membuat gedung bertingkat agar dapat digunakan oleh banyak kantor atau mungkin apartemen. Tentu saja memanfaatkan teknologi dalam membangunnya. Untuk membuat gedung, terdapat pelaku yang telah terlatih, yakni arsitek, insinyur, dan pekerja bangunan. Pelaku kemudian memanfaatkan teknologi untuk membantu menyelesaikan gedung tersebut.

Jika Anda berfikir bahwa hanya diperlukan pelaku yang terlatih dan teknologi untuk membuat gedung, mungkin gedung itu tidak akan dapat berdiri dengan kokoh. Terdapat satu komponen yang merupakan kewajiban bagi para pembuat gedung, yakni cetak biru atau rancangan bagaimana mendesain, membangun, dan menjaga agar gedung tersebut berdiri dengan kokoh sesuai dengan apa yang direncanakan.

Berkaitan dengan pembelajaran, kita memiliki pendidik yang telah terlatih memanfaatkan TIK dan teknologi yang mendukung pembuatan bahan ajar. Sama halnya dengan pembuatan gedung, pendidik yang terlatih dan teknologi tidak menjamin terlaksananya pembelajaran berbasis TIK. Diperlukan sebuah rancangan agar dapat melaksanakan pembelajaran berbasis TIK yang efektif.

Rancangan tersebut dalam e-Learning atau pembelajaran berbasis TIK disebut dengan Instructional System Design (ISD) atau desain instruksional. Desain Instruksional adalah sebuah proses yang diperlukan dalam mendesain, mengembangkan, dan menerapkan kegiatan pembelajaran (Carliner, Ribeiro, & Boyd). Desain Instruksional merupakan suatu proses untuk memandu pelaku (aktor) untuk mendesain, mengembangkan, menerapkan konten e-Learning dengan memanfaatkan infrastruktur dan aplikasi e-Learning yang tersedia.

Terdapat berbagai macam model desain instruksional, banyak model yang bermuara dari model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Kelima tahapan tersebut merupakan panduan bagi para pembuat konten e-Learning agar dapat menciptakan sebuah pembelajaran yang efektif dan memperoleh hasil optimal. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai model ADDIE dalam kaitannya dengan pembelajaran berbasis TIK atau e-Learning.

Tahap Analysis (Analisis)
Pada tahap analisis, pendidik menjadi penyelidik. Mencari tahu hal-hal berikut:
•    Apakah tujuan dari pembuatan bahan ajar berbasis TIK ini?
•    Apa tujuan pembelajaran yang hendak dicapai?
•    Pengetahuan apa saja yang telah dimiliki oleh peserta didik mengenai materi yang akan disampaikan?
•    Siapakah yang akan menggunakan bahan ajar berbasis TIK ini dan seperti apa karakteristik mereka?
•    Bagaimana cara penyampaiannya?
•    Dari segi pedagogis, apa yang perlu diperhatikan untuk pembelajaran online?
•    Sampai kapan batas waktu pengerjaan ini?

Hasil akhir dari tahap analisis adalah pengetahuan mengenai kondisi awal dan informasi mengenai perencanaan seperti apa yang perlu dibuat.

Tahap Design (Desain)
Pada tahap desain, pendidik merupakan perencana. Pendidik mengambil seluruh informasi dari tahap analisis dan memulai proses kreatif dari merancang bahan ajar berbasis TIK untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada tahap desain, pendidik mengidentifikasi materi dan sumber daya yang akan dibutuhkan, merancang kegiatan pembelajaran, menentukan bagaimana cara mengukur prestasi belajar peserta didik.

Hasil akhir dari tahap desain adalah sebuah cetak biru (blueprint) atau storyboard pembelajaran berbasis TIK.

Tahap Development (Pengembangan)
Pada tahap pengembangan, pendidik adalah pencipta. Pendidik membuat dan menyusun materi pembelajaran sesuai dengan rancangan atau storyboard yang telah dibuat pada tahap desain. Sumber daya yang diperlukan seperti audio, video, grafis dan multimedia lainnya mulai dikemas dalam sebuah bahan ajar. Pada tahap ini pula dilakukan ujicoba bahan ajar yang telah dibuat kepada beberapa peserta didik untuk memperoleh umpan balik dari mereka.

Hasil akhir dari tahap pengembangan ini adalah sebuah bahan ajar berbasis TIK.

Tahap Implementation (Pelaksanaan)
Pada tahap pelaksanaan, pendidik adalah fasilitator pembelajaran. Pendidik melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, membantu peserta didik belajar, menilai penampilan mereka, dan mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan hasil belajar. Pada tahap ini pendidik membimbing peserta didik bagaimana menggunakan teknologi yang dipakai. Perlu dipastikan bahwa pada tahap ini semua teknologi yang dipakai harus dapat berjalan sebagaimana mestinya. Tahap pelaksanaan ini bisa juga dikatakan sebagai tahap evaluasi dari tahap perencanaan. Pendidik perlu mencatat apa saja yang meningkatkan pembelajaran dan apa saja yang menghambat pembelajaran peserta didik dari bahan ajar yang telah dibuat.

Hasil akhir dari tahap pelaksanaan adalah tentu saja terjadinya proses pembelajaran berbasis TIK yang efektif di dalam maupun di luar ruangan kelas.

Tahap Evaluation (Evaluasi)
Pada tahap ini pendidik merefleksikan dan merevisi apa yang telah dilakukan mulai dari tahap analisis, desain, pengembangan, dan pelaksanaan. Jika terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, maka perlu diidentifikasi untuk kemudian disempurnakan. Terdapat dua bentuk evaluasi yakni evaluasi formatif, yang dilakukan pada masing-masing tahapan, serta evaluasi summatif untuk mengukur sampai seberapa jauh peserta didik mampu belajar dari bahan ajar berbasis TIK serta memperoleh umpan balik dari peserta didik.

Hasil akhir dari tahap ini adalah laporan evaluasi dan revisi dari masing-masing tahap untuk digunakan sebagai acuan revisi masing-masing tahapan serta umpan balik secara keseluruhan dari bahan ajar yang telah dibuat.

Pada gambar di atas terlihat bahwa hasil dari tahap evaluasi dipakai untuk merevisi tahap-tahap sebelumnya. Setiap perpindahan tahapan, dapat pula dilakukan penyesuaian untuk tahap sebelumnya. Desain instruksional merupakan proses dinamis yang dapat berubah-ubah sesuai dengan informasi dan evaluasi yang diterima. Semua perubahan yang dilakukan memiliki satu tujuan, yakni meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik.

 Referensi:
Carliner, S., Ribeiro, O., & Boyd, G. (In press). Educational technology. In N.J. Salkind, (Ed.), Encyclopedia of educational psychology. Newbury Park, CA: Sage. http://en.wikipedia.org/wiki/ADDIE_Model

Sumber ; http://www.dbe3elearning.net/

 

 

 

 

 

 

 

 

By labcom38b Dikirimkan di Berita Dengan kaitkata

Strategi Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Hampir semua daerah mencantumkan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai salah satu program pembangunan daerah masing-masing. Setiap daerah tentu saja memiliki kondisi dan sasaran yang berbeda-beda. Namun, ada baiknya jika strategi untuk menjalankan program tersebut tersusun dan terencana dengan baik.

Mengimplementasikan TIK tidak cukup hanya dengan melengkapi infrastruktur dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, banyak aspek lain yang perlu diperhatikan. UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development) menyebutkan ada 12 aspek yang perlu diperhatikan. UNCTAD menyebutnya 12Cs ICT Framework*. Berikut adalah aspek yang perlu diperhatikan dalam menyusun strategi penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi, disertai penjelasan menurut pendapat penulis.

 

ASPEK Perhatian Utama Penjelasan Tambahan
Connectivity – Infrastruktur dan teknologi yang terjangkau

– Dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan

Infrastruktur dan teknologi perlu disesuaikan dengan kemampuan daerah dan kemampuan sumber daya manusia yang ada di daerah tersebut. Tidak perlu terburu-buru memilih teknologi yang akan digunakan. Teknologi tercanggih belum tentu tepat untuk digunakan di daerah tersebut.
Content – Relevan

– Mudah diakses

– Keterlibatan pihak yang berkepentingan dalam proses pembuatannya

Saat ini sudah ada lebih ribuan konten bahan ajar di internet, sebagai contoh www.psb-psma.org. Daerah dapat mendownload sesuai kebutuhan masing-masing.

Selain mendownload dari internet, perlu ada keterlibatan pendidik atau pihak lain dalam pembuatan bahan ajar atau konten pendidikan lainnya. Konten yang sudah dibuat, dapat disimpan dalam sebuah server atau medium lain seperti CD atau DVD agar dapat diakses oleh seluruh pihak yang berkepentingan.

Community – Keterlibatan seluruh warga dalam program TIK Seluruh pihak yang berkepentingan memiliki peran masing-masing dan membentuk sebuah komunitas TIK untuk menjalankan dan mengawasi program Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Commerce – Menjamin keberlangsungan Strategi yang dibuat perlu memperhitungkan kegiatan ekonomi daerah. Perlu diperhatikan bahwa dengan adanya TIK dapat mendukung pembangunan Ekonomi daerah tersebut. Aktifnya kegiatan ekonomi dengan adanya TIK dapat menjamin keberlangsungan program.
Capacity – Kemampuan pemerintah daerah sebagai organisasi pelaksana program

– Kemampuan sumber daya manusia

Strategi pelaksanaan di daerah perlu memperhatikan sampai seberapa jauh program TIK dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang ada serta kemampuan pengelola program dalam menjalankan strategi penerapan TIK.

Perlu diperhatikan pula bahwa birokrasi yang saat ini berjalan, dapat disesuaikan demi mendukung pelaksanaan program TIK.

Culture – Budaya yang mendukung Dalam komunitas www.psb-psma.org terdapat semboyan yang selalu diucapkan dan dilakukan. Semboyan tersebut adalah “Rela Berbagi dan Ikhlas Memberi”.

Perlu ada budaya berbagi pengetahuan agar program TIK dapat dengan cepat berjalan dan juga dapat menjamin keberlangsungan program untuk masa yang akan datang.

Cooperation – Adanya kerjasama yang baik antar stakeholder Pastikan bahwa pada awal pembuatan strategi, pihak yang berkepentingan ikut dilibatkan dalam penyusunan sehingga pada saat pelaksanaan akan terjadi kerjasama yang baik antar berbagai pihak.
Capital – Keberlangsungan Finansial Perencanaan keuangan yang matang perlu dilakukan pada tahap perencanaan untuk memastikan tidak ada satu kegiatan yang tidak dapat terlaksana. Masing-masing kegiatan dalam program saling berkaitan satu sama lain, sehingga apabila ada salah satu kegiatan yang tidak berjalan dapat menghambat kesuksesan program TIK.
Context – Disesuaikan dengan kondisi dan keadaan setempat

– Mempengaruhi kondisi dan keadaan setempat

Strategi TIK yang diimplementasikan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan daerah masing-masing.

Strategi yang dibuat perlu juga merubah keadaan setempat dan membuat kondisi yang lebih mendukung bagi pelaksanaan program.

Continuity – Monitoring dan Evaluasi

– Fleksibel, memungkinkan pembelajaran

– Dapat ditingkatkan

Perlu adanya kegiatan monitoring dan evaluasi untuk menjamin keberhasilan program.

Strategi yang dijalankan harus fleksibel dan menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi, agar dapat belajar dari kesalahan dan menyusun strategi yang lebih tepat.

Strategi yang dibuat memungkinkan adanya peningkatan baik itu kualitas maupun kuantitas untuk masa depan agar program dapat terus berjalan.

Control – Kepemilikan bersama

– Tanggung jawab bersama

Pastikan bahwa terdapat kepemilikan bersama dalam program TIK. Adanya rasa kepemilikan dapat meningkatkan pengawasan dan tanggung jawab dari seluruh stakeholder.
Coherence – Selaras dengan program atau kebiajakan lainnya Terdapat beberapa program lain yang beriringan dengan program TIK, pastikan bahwa masing-masing program terkait dan selaras satu sama lain. Masing-masing program tidak bertentangan dengan yang lainnya.

12Cs ICT  Framework ini dapat digunakan sebagai panduan bagi pemerintah untuk merencanakan strategi yang paling efektif untuk pelaksanaan program TIK. Saya masih teringat tulisan yang diucapkan Winston Churchil pada saat perang dunia. He who fails to plan is planning to fail.

*) UNCTAD (2006) Digital Divide Report: ICT Diffusion Index 2005, UNCTAD, Geneva.

Sumber : http://www.dbe3elearning.net/index.php?option=com_content&view=article&id=168:strategi-penerapan-teknologi-informasi-dan-komunikasi&catid=46:pengseko&Itemid=61

By labcom38b Dikirimkan di Berita Dengan kaitkata